TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Tidak Peduli {2}



Tidak Peduli {2}

0"Tunggu dulu!" kata Jiang Kang Hua yang berhasil membuat Liu Anqier terdiam, dia mengerutkan keningnya, untuk mencoba memeriksa sekitar. Apa yang sebenarnya sedang diperhatikan dan didengarkan oleh Jiang Kang Hua. Sampai membuat laki-laki itu menaruh telinganya di tanah seolah sedang mendengarkan sesuatu. "Ada seekor kuda yang sedang mendekat,"     
0

"Siapa?"     

"Entahlah, di alam manusia aku sama sekali tidak bisa melihat apa pun, tidak bisa membedakan aroma dan lain sebagainya. semuanya membaur menjadi satu menjadi sebuah kebingungan yang sangat aneh luar biasa.     

"Mungkin salah satu pendekar yang sedang lewat, sebab di sebelah adalah Kota Ming. Biasanya, meski sangat jarang sekali barang satu atau dua pendekar akan lewat hanya sekadar mereka menghindari keramaian kota yang penduduknya sangat pesat," jelas Liu Anqier. Jiang Kang Hua kembali menganggukkan kepalanya, kemudian dia tersenyum simpul lagi. Dia terlalu berpikir yang tidak-tidak dan selalu berpikir jika di sini adalah alam iblis. Itulah sebabnya dia selalu menjadi lebih hati-hati dan tampak waspada sekali.     

Untuk kemudian tak lama dari itu, Liu Anqier dan Jiang Kang Hua tampak menoleh, saat Liu Ding Han dan Yang Si Qi datang sambil membawa beberapa menu makanan.     

"Makan siang di antara pohon pinus yang rindang dan mendengar gemercik air sungai sepertinya bukanlah hal yang buruk. Bahkan bisa membuat pikiran tenang untuk sementara," kata Liu Ding Han, mendengar hal itu Jiang Kang Hua pun langsung berdiri, kemudian dia menoleh pada Liu Anqier yang agaknya penasaran dengan siapa sosok yang ada di samping Yang Si Qi tersebut.     

"Dia adalah ibuku, Tuan Jiang. Dan Ibu dia adalah Tuan Jiang, salah satu kenalanku ketika aku ada di… di alam iblis," kata Liu Anqier memperkenalkan ibunya dengan Jiang Kang Hua.     

Jiang Kang Hua pun memberi hormat kepada Liu Ding Han, membuat Liu Ding Han tersenyum simpul.     

"Pemuda tampan ini—"     

"Manusia, Ibu. Hanya saja memang auranya telah bercampur dengan aura dari alam iblis," dusta Liu Anqier. tak pernah sekalipun dia berdusta kepada ibunya seperti ini, akhir-akhir ini dia begitu sering berdusta kepada ibunya.     

"Oh, silakan duduk. Bibi telah membuat banyak hidangan, duduklah dan nikmati hidangan ini. Bibi sangat yakin kalau kamu pasti rindu dengan hidangan ini, kan?"     

Semuanya pun langsung duduk, saat Liu Ding Han menata beberapa hidangan di atas kain tersebut. Untuk kemudian dia membuka berbagai hidangan dengan aroma yang begitu sangat nikmat. Tak terasa Jiang Kang Hua menelan ludahnya dengan susah melihat hidangan tersebut. Dia benar-benar sudah tak sabar untuk sekadar menyicipi masakan tersebut.     

"Sepertinya Bibi Liu sangat pandai memasak," puji Jiang Kang Hua. Liu Ding Han pun terkekeh mendengar ucapan itu.     

"Jelas dong, asal kamu tahu. dulu, Bibi pernah ikut kompetisi memasak di pusat kota, dan Bibi mendapatkan peringkat pertama, waktu itu Bibi mendapat seratus keping emas untuk itu,"     

"Waow, Bibi benar-benar luas biasa,"     

"Jadi, kapan kita boleh makan? Aku lapar sekali sekarang,"     

"Si Qi!"     

Semuanya pun langsung tertawa dengan itu semua, pun dengan Jiang Kang Hua yang melihat Liu Anqier tampak sangat bahagia dengan tawa lepasnya, ya sekarang dia jadi tahu kalau Liu Anqier sangat bahagia dengan Ibu dan sahabatnya. Dia mulai merasa kasihan jika melihat semua hal yang dialami oleh Liu Anqier sewaktu di alam iblis. Bahkan tidak ada satu pun hal yang membuatnya bahagia sama sekali. semuanya hanyalah penderitaan yang datang dengan cara bertubi-tubi.     

"Ehm, benar-benar nikmat! Aku sama sekali belum pernah merasakan hidangan senikmat ini!" semangat Jiang Kang Hua. Liu Anqier pun tersenyum simpul mendengar ucapan Jiang Kang Hua. Bahkan dia memakan dengan begitu rakusnya.     

Sementara itu, Liu Ding Han melihat sosok yang sedari tadi mengintip di salah satu celah pohon. Saat matanya menangkap siapa sosok itu dia pun langsung berdiri dan bergegas melangkah mendekat.     

"Tao, kau kah itu? kesinilah, Tao!" teriak Liu Ding Han.     

Liu Anqier yang baru saja akan memasukkan makanan ke dalam mulutnya pun terhenti. Entah kenapa hatinya tiba-tiba terasa aneh mendengar nama itu disebut. Apa maksud dari ibunya memanggil Chen Liao Xuan? Ataukah benar sosok itu benar-benar ada di sini?     

"Tao, apakah kau masih akan tetap di sana? Kau tak tahu jika salah satu prajuritmu ada di sini?"     

Mendengar hal itu, Jiang Kang Hua agaknya menoleh. Dia benar-benar bingung, siapa yang dimaksud 'Tao' tersebut? Jiang Kang Hua benar-benar sangat penasaran dengan hal itu. Hingga kemudian, matanya terbelalak kaget melihat siapa yang ada di sana. Ya, sosok itu adalah Chen Liao Xuan. Jiang Kang Hua langsung berdiri, tapi langsung diingatkan oleh Liu Anqier untuk tak terlalu formal dengan Chen Liao Xuan.     

"Bibi—"     

"Bibi tahu siapa kamu, Tao. Kau adalah Emo Shao Ye, bukan?" kata Liu Ding Han yang berhasil membuat Chen Liao Xuan terdiam di tempatnya. Dia bingung, dia takut, dia kalut. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Kenyataannya adalah, dia telah membunuh suami dari wanita yang ada di depannya ini.     

Liu Ding Han kini melangkah maju, kemudian dia menggenggam erat tangan Chen Liao Xuan kemudian dia tersenyum simpul.     

"Tao, aku tahu kau merasa bersalah, bukan? Kau takut jika aku marah kepadamu karena setelah mengetahui kalau kau adalah Emo Shao Ye dan kau yang membunuh suamiku maka aku akan dendam dan marah kepadamu? Tidak, Tao. Tidak sama sekali. di dunia ini tidak ada yang namanya abadi, dan masalah kematian dari mendiang suamiku juga adalah takdir dari langit. jika memang itu harus dari tanganmu, maka Bibi bisa apa? Bukankah tidak ada hal yang bisa dipaksa atau dilarang dalam sebuah takdir yang telah diciptakan oleh langit?"     

Chen Liao Xuan menundukkan wajahnya, kemudian dia mengangguk. Untuk kemudian dia melirik Liu Anqier yang sama sekali tidak melihat pada Chen Liao Xuan sedikit pun.     

"Si Qi, aku ingin mengambil beberapa minuman di rumah," kata Liu Anqier pada akhirnya. Chen Liao Xuan memandang hal itu membuat Liu Ding Han menepuk tangan Chen Liao Xuan lagi.     

"Kau tahu, bukan? Bibi tak punya tempat air yang cukup kecil. Bantulah dia mencari di mana tempatnya,"     

"Tapi—"     

"Bibi percaya kepadamu,"     

Setelah mendengar hal itu, Chen Liao Xuan langsung berjalan menuju arah di mana Liu Anqier pergi tadi, sementara Jiang Kang Hua hanya bisa tersenyum getir. Apa yang bisa dia lakukan memang? faktanya, keduanya memang berjodoh. Dia hanyalah sebuah katak yang tidak akan pernah mencapai rembulan. Dia adalah iblis yang tak akan bisa menggapai langit.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.